Hari-Hari Terlarang Untuk Berpuasa
Ada beberapa hari yang terlarang untuk berpuasa dimana tidak boleh melaksanakan puasa pada saat itu. Namun hal tersebut butuh perincian sebagai berikut. Hari Idhul Fitri dan Idhul Adha...
Mengadaptasi tulisan Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
Ada beberapa hari yang dilarang untuk berpuasa dimana pada hari tersebut tidak boleh melakukan puasa pada hari tersebut namun hal tersebut butuh perincian sebagai berikut:
Pertama : Hari Idhul Fitri dan Idhul Adha.
Dari bekas budak Ibnu Azhar, dia mengatakan bahwa dia pernah menghadiri shalat ‘ied bersama ‘Umar bin Al Khottob –radhiyallahu ‘anhu-. ‘Umar pun mengatakan,
ﻫَﺬَﺍﻥِ ﻳَﻮْﻣَﺎﻥِ ﻧَﻬَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻋَﻦْ ﺻِﻴَﺎﻣِﻬِﻤَﺎ ﻳَﻮْﻡُ ﻓِﻄْﺮِﻛُﻢْ ﻣِﻦْ ﺻِﻴَﺎﻣِﻜُﻢْ ، ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡُ ﺍﻵﺧَﺮُ ﺗَﺄْﻛُﻠُﻮﻥَ ﻓِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﻧُﺴُﻜِﻜُﻢْ
“Dua hari ini adalah hari yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam larang untuk berpuasa di dalamnya yaitu Idul Fithri, hari di mana kalian berbuka dari puasa kalian. Begitu pula beliau melarang berpuasa pada hari lainnya, yaitu Idul Adha di mana kalian memakan hasil sesembelihan kalian.” (HR. Bukhari no. 1990 dan Muslim no. 1137)
Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu 'anhu,- beliau mengatakan:
ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻧَﻬَﻰ ﻋَﻦْ ﺻِﻴَﺎﻡِ ﻳَﻮْﻣَﻴْﻦِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻭَﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﻨَّﺤْﺮِ
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idhul Fitri dan Idhul Adha." (HR Muslim no. 1138)
Kaum muslim bersepakat (berijma') tentang keharaman berpuasa pada hari raya, yaitu idhul Fitri dan idhul Adha.
Kedua : Hari tasyriq (11, 12, dan 13 dzulhijah)
Tidak diperbolehkanya berpuasa pada hari tasyiriq menurut kebanyakan pendapat ulama. Hal ini beralaskan pada sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
ﺃَﻳَّﺎﻡُ ﺍﻟﺘَّﺸْﺮِﻳﻖِ ﺃَﻳَّﺎﻡُ ﺃَﻛْﻞٍ ﻭَﺷُﺮْﺏٍ
"Hari hari tasyriq adalah hari makan dan minum." (HR. Muslim no. 1141, dari Nubaisyah Al Hudzali). Imam Nawawi rahimahullah memasukan hadis ini sahih Muslim dalam bab "Haramnya berpuasa pada hari tasyiriq."
Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim mengatakan , "Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah idhul Adha. Hari tasyriq tersebut dimasukan dalam hari 'ied. Hukum yang berlaku pada hari 'ied juga berlaku mayoritasnya pada hari tasyriq, seperti hari tasyriq mempunyai kesamaan pada waktu pelaksanaan penyembelihan qurban, diharamkan berpuasa (sebagaimana pada hari 'ied, pen) dan dianjurkan untuk takbir pada kala itu." (Syarh Shahih Muslim, 6 : 184). Hari tasyriq disebut tasyriq (yang artinya terbit) karena daging kurban dijemur dan disebarkan kala itu (Syarh Shahih Muslim, 8 : 17).
Imam Malik, Al Auzai'i, ishaq, dan Imam Asy Syafi'i dalam satu pendapatnya boleh berpuasa pada hari tasyriq orang yang tamattu' jika ia tidak mendapatkan al hadyu (sembelihan qurban). Namun selain mereka, tidak diperboleehkan untuk berpuasa pada kala itu. (Syarh Shahih Muslim, 8 : 17) dalil dalam pendapat ini adalah sebuah hadist Shahih Al Bukhari dari Ibnu 'Umar dan 'Aisyah, mereka mengatakan,
ﻟَﻢْ ﻳُﺮَﺧَّﺺْ ﻓِﻰ ﺃَﻳَّﺎﻡِ ﺍﻟﺘَّﺸْﺮِﻳﻖِ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻤْﻦَ ، ﺇِﻻَّ ﻟِﻤَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﺠِﺪِ ﺍﻟْﻬَﺪْﻯَ
"Pada hari tasyriq tidak diberi keringanan untuk nerpuasa kecuali bagi orang yang tidak mendapat al hadyu ketika itu." (HR. Bukhari no. 1997 dan 1998).
Ketiga : Berpuasa pada hari Jum'at Secara Bersendirian
Tidak diperbolehkanya berpuasa pada hari Jum'at secara bersendirian. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ﻻَ ﻳَﺼُﻢْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺠُﻤُﻌَﺔِ ﺇِﻻَّ ﺃَﻥْ ﻳَﺼُﻮﻡَ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﺃَﻭْ ﻳَﺼُﻮﻡَ ﺑَﻌْﺪَﻩُ
"Janganlah seorang diantara kamu berpuasa di hari Jum'at, kecuali ia berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya" (HR. Bukhari no. 1985 dan Muslim no. 1144 dari Abu Hurairah) Imam Nawawi membawakan hadis ini shahih Muslim dalm bab " Terlarang berpuasa pada hari Jum'atsecara bersendirian "
Catatan penting : Berpuasa pada hari Jum'at diperbolehkan jika :
1. Ingin menunaikan puasa wajib, mengqodho puasa wajib membayar kafaroh (tebusan) dansebagai ganti karena tidak mendapatkan al hadyu tamttu'.
2. Jika berpuasa sehari sebelum atau sesudah hari Jum'at sebagaimana yang diterangkanya pada hadis dia atas.
3. Jika bertepatan dengan hari berpuasa daud (Sehari berpuasa, sehari berbuka)
3. Puasa hari Jum'at jika bertepatan dengan puasa sunnah lainya seperti puasa Asyuro, Arafah, dan puasa Syawal.
Keempat : Berpuasa pada hari syak (yang meragukan)
Yang dimaksud disini adalah tidak boleh mendahulikan puasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan dalam rangka hati-hati mengenai masuknya Bulan Ramadhan.
Rasulullallah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ﻻَ ﻳَﺘَﻘَﺪَّﻣَﻦَّ ﺃَﺣَﺪٌ ﺍﻟﺸَّﻬْﺮَ ﺑِﻴَﻮْﻡٍ ﻭَﻻَ ﻳَﻮْﻣَﻴْﻦِ ﺇِﻻَّ ﺃَﺣَﺪٌ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺼُﻮﻡُ ﺻِﻴَﺎﻣًﺎ ﻗَﺒْﻠَﻪُ ﻓَﻠْﻴَﺼُﻤْﻪُ
"Janganlah kalia mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi orang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka berpuasalah" (HR. An Nasai no 2173 hadis shahih)
Dalam hadis lainya dari 'Amar Bin Yasir disebutkan,
ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﺸَﻚُّ ﻓِﻴﻪِ ﻓَﻘَﺪْ ﻋَﺼَﻰ ﺃَﺑَﺎ ﺍﻟْﻘَﺎﺳِﻢِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
"Barang siapa yang berpuasa pada hari yang meragukan, berarti ia telah mendurhakai Abul Qasim, yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." (HR. An Nasia no. 686, Ad Darimi no. 1682, Ibnu Khuzaimah no. 1808)
Catatan penting : Berpuasa pada hari meragukan ini boleh jika:
1. Untuk mengqodho, puasa Ramadhan.
2. Bertepatan kebiasaan seperti puasa senin kamis.
Kelima : Berpuasa tanpa henti setiap hari (Puasa Dahr)
Yang dimaksud puas dahr adalah berpuasa setiapa hari selain yang tidak sah ketika itu (yaitu hari 'ied dan hari tasyriq )
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ﻻَ ﺻَﺎﻡَ ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺍﻷَﺑَﺪَ ﻻَ ﺻَﺎﻡَ ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺍﻷَﺑَﺪَ ﻻَ ﺻَﺎﻡَ ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺍﻷَﺑَﺪَ
"Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti. Tidak ada puasa bagi yang berpuasa setiap hari tanpa henti." (HR. Muslim no. 1159 dan Abdullah bin Amr bin Al Ash)
Hadis diatas menjelaskan terlarangya nerpuasa setiapa hari tanpa henti walaupun tidak ada kesulitan atau tidak lemas saat melakukanya. Begitu pula tidak boleh berpuasa setiap hari sampai sampai melakukanya saat hari yang terlarang untuk berpuasa. Yang terakhir ini jelas haramnya.
Yang paling benar adalah puasa Daud yaitu Sehari puasa sehari berbuka. Inilah rukhson (keringan) terakhir bagi yang ingin terus berpuasa. Hadis larangan berpuasa dahr asalnya ditunjukan pada Abdullah Bin Amr Bin Ash. Namun sebagaimana yang diriwayatkan Muslim dimasa akhir hidupnua Abdullah Bin Amr menjadi lemas karena kebiasaanya berpuasa Dahr, ia pun menyesal karena tiadk mengambil rukhson dengan cukup melakukan puasa Daud. (Syahr Shahih Muslim no. 8: 40)
Alhamdulillah, Barkallahu Fiikum semoga bermanfaat. Hanya Allah lah yang memberi hidayah dan petunjuk.
-----------------------------------------
Komentar
Posting Komentar